The Definitive Guide to buku sirah online
The Definitive Guide to buku sirah online
Blog Article
Meskipun undang-undang tersebut tidak mewajibkan kepada setiap anggota masyarakat untuk ikut berperang di luar negeri, namun atas dasar suka-rela, ternyata tiada yang menolak bilamana Rasulullah melimpahkan suatu tugas dan wewenang. Keseluruhan materi Piagam tersebut adalah merupakan nilai-nilai al-Qur'an yang menjelma menjadi kepribadian umat menggantikan kepribadian jahiliyah. Jika kepribadian jahiliyah membolehkan pembunuhan dan mengajak pertumpahan darah seperti yang terlihat dalam puisi dan sajak-sajak penyair 'Antarah, maka kepribadian Islam mengagungkan kasih-sayang, menanamkan sifat-sifat pemaaf, baik budi dan rasa kasih sayang terhadap anak-anak yatim serta perhatian kepada kaum tertindas.
Dia menyebutnya sebagai pria hebat, reformis dan negarawan. Tetapi dia tampaknya merasa bahwa dia adalah pria yang membuat dirinya sendiri yang mencapai hal-hal luar biasa dan membuat pilihan berdasarkan keputusan terbaik saat itu, daripada dengan diilhami oleh intervensi dan instruksi ilahi.
Sekurang-kurangnya, saya sudah menjumpai two buah syarikat terbitan melakukannya dan ia mudah ditemui di rak-rak kedai buku. Saya tidak mahu tuan/puan terbeli yang itu!
• Raja atau sultan mempunyai • Raja atau sultan tidak kuasa mutlak dalam pemerintahan. mempunyai kuasa mutlak • Segala dasar berkaitan dengan dalam pemerintahan.
lebih suci".. Anas berkata: kami sering membicarakan bahwa beliau memiliki keperkasaan thirty lelaki. Diriwayatkan oleh Al-Nasa'i dengan nada yang sama dari Abu Nafi'” Pandangan kami mengenai hal-hal semacam ini dan yang disebutkan sebagai gejala-gejala supranatural dalam diri Rasulullah adalah sebagai berikut. Jika sesuai dengan karakteristik misinya sebagai Rasul serta tidak bertentangan dengan fakta sejarah kami tetap menerimanya. Lain dari pada itu kami menyangkalnya. Kita mengetahui misalnya bahwa dada Rasulullah pernah dibelah oleh malaikat untuk dibersihkan pada waktu beliau masih kecil. Hal semacam ini menurut pandangan kami adalah regular karena selama Allah telah memilih, menunjuk dan mensucikannya maka tiada yang dapat menyangkalnya baik bentuk maupun caranya. Jika seorang penulis mengatakan bahwa pembersihan dan pemilihan tersebut dilakukan dengan cara 'anu' maka kami tidak menyangkalnya karena persoalannya masuk dalam kasus pemilihan dan penunjukan oleh Allah serta persiapan untuk menerima risalah. Jika Anas mengatakan: "Rasulullah memiliki keperkasaan 30 lelaki" kami pun terima sebagaimana adanya karena tidak menyebutkan secara khusus pada bidang apa keperkasaan tersebut. Yang pasti dari penelitian kami mengenai perjalanan hidup Rasulullah adalah beliau memiliki kekuatan dan daya tahan tubuh serta keperkasaan yang tiada bandingannya. Bukti mengenai hal ini akan segera kita saksikan dalam uraian Sejarah Kesehatan Rasulullah. Adapun jika seorang pelayan beliau yang bernama Salma mengatakan bahwa "setiap kali beliau mengunjungi isteri... dan seterusnya" kami menyangkal karena satu-satunya cara untuk membenarkannya, bahwa Salma mengikuti kunjungan Rasulullah dari rumah ke rumah, melihat beliau masuk dan keluar serta mandi bersuci sebanyak sembilan kali.
Beliau juga tak lupa mendakwahi orang yang sudah saling mengenal dengan beliau dan memiliki sifat baik dan suka berbuat baik, mereka yang beliau kenal sebagai orang-orang yang mencintai Allah al-Haq dan kebaikan atau mereka yang mengenal beliau Shallallâhu 'alaihi wasallam sebagai sosok yang selalu menjunjung tinggi nilai kejujuran dan keshalihan. Hasilnya, banyak diantara mereka – yang tidak sedikitpun digerayangi oleh keraguan terhadap keagungan, kebesaran jiwa Rasulullah serta kebenaran berita yang dibawanya- merespons dengan baik dakwah beliau. Mereka ini dalam sejarah Islam dikenal sebagai as-Saabiquun al-Awwalluun (orangorang yang paling dahulu dan pertama masuk Islam). Di barisan depan mereka terdaftar isteri Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam, Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid, maula (budak) beliau, Zaid bin Haritsah bin Syarahil al-Kalbi, keponakan beliau; 'Ali bin Abi Thalib – yang ketika itu masih anak-anak dan hidup dibawah tanggungan beliau – serta shahabat paling dekat beliau, Abu Bakr ash-Shiddiq. Mereka semua memeluk Islam pada permulaan dakwah.
POSISI BANGSA ARAB DAN KAUMNYA Pada hakikatnya istilah Sirah Nabawiyah merupakan ungkapan tentang risalah yang dibawa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wasallam kepada manusia, untuk mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya, dari 'ibadah kepada hamba menuju 'ibadah kepada Allah. Dan tidak mungkin bisa menghadirkan gambarannya yang amat menawan secara pas dan mengena kecuali setelah melakukan perbandingan antara latar belakang risalah ini (risalah Nabawiyyah) dan pengaruhnya. Berangkat dari sinilah kami merasa perlu mengemukakan fasal yang berbicara tentang kaum-kaum 'Arab dan perkembangannya sebelum Islam, serta tentang kondisi-kondisi saat Nabi Muhammad diutus. Posisi Bangsa Arab Menurut bahasa, 'Arab artinya padang pasir, tanah gundul dan gersang yang tiada air dan tanamannya. Sebutan dengan istilah ini sudah diberikan sejak dahulu kala kepada jazirah Arab, sebagaimana sebutan yang diberikan kepada suatu kaum yang disesuaikan dengan daerah tertentu, lalu mereka menjadikannya sebagai tempat tinggal. Jazirah Arab dibatasi Laut Merah dan gurun Sinai di sebelah barat, di sebelah timur dibatasi teluk Arab dan sebagian besar negara Iraq bagian selatan, di sebelah selatan dibatasi laut Arab yang bersambung dengan lautan India dan di sebelah utara dibatasi negeri Syam dan sebagian kecil dari negara Iraq, sekalipun mungkin ada sedikit perbedaan dalam penentuan batasan ini.
, mereka menjawab: 'prosesi pernikahan si fulan dengan si fulanah! '. Kemudian aku duduk-duduk untuk mendengarkan, namun Allah melarangku untuk mendengarkannya dan membuatku tertidur. Dan tidurku amat lelap sehingga hampir tidak terjaga bila saja terik panas matahari tidak menyadarkanku. Akhirnya, aku kembali menemui temanku yang langsung bertanya kepadaku tentang apa yang aku alami dan akupun memberitahukannya. Kemudian (kedua kalinya-purple), aku berkata pada suatu malam yang lain seperti itu juga; aku memasuki Mekkah namun aku mengalami hal yang sama seperti malam sebelumnya; lantas aku bertekad, untuk tidak akan berkeinginan jelek sedikitpun". Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Jabir bin 'Abdullah, dia berkata: "ketika Ka'bah direnovasi, Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam dan 'Abbas bekerja mengangkut bebatuan, lalu 'Abbas berkata kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam :'tarik kainmu hingga sebatas lututmu agar kamu tidak terluka oleh bebatuan, namun beliau tetap tersungkur ke tanah dalam posisi terlentang sedangkan kedua mata beliau mengarah ke langit, tak berapa lama kemudian beliau baru tersadar, sembari berkata: 'mana kainku! mana kainku!'. Lalu beliau mengikat kembali kain tersebut dengan kencang. Dan dalam riwayat yang lain:'maka setelah itu, tidak pernah lagi 'aurat beliau kelihatan'. Di kalangan kaumnya, Nabi Shallallahu 'alaihi wasalam memiliki keistimewaan dalam
wasallam berjalan diatas kebathilan akan tetapi kondisi mereka hanyalah –sebagaimana disifatkan dalam firmanNya- “sesungguhnya mereka (orang-orang kafir) dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap al-Qur’an” (Q.S.11/Hûd: a hundred and ten). Karenanya mereka melihat perlunya mengupayakan negosiasi dengan beliau dalam masalah agama. Di pertengahan jalan, mereka bertemu dengan beliau dengan menyatakan bahwa mereka akan meninggalkan sebagian urusan agama yang pernah mereka lakukan, lalu mereka juga menuntut Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam melakukan hal yang sama. Mereka mengira bahwa dengan cara kali ini mereka akan melakukan hal yang benar, jika memang apa yang diajak oleh Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam itu adalah benar. Ibnu Ishaq meriwayatkan dengan sanadnya, dia berkata: “al-Aswad bin al-Muththalib bin Asad bin ‘Abdul ‘Uzza, al-Walîd bin al-Mughîrah, Umayyah bin Khalaf serta al-‘Âsh bin Wâil as-Sahmiy (mereka ini merupakan orang-orang berpengaruh di tengah kaum mereka) menghadang Rasulullah yang tengah melakukan thawaf di Ka’bah sembari berkata: “wahai Muhammad! mari kami menyembah apa yang more info engkau sembah dan engkau juga menyembah apa yang kami sembah sehingga kami dan engkau dapat berkongsi dalam menjalankan urusan ini; jika yang engkau sembah itu lebih baik dari apa yang kami sembah, maka berarti kami telah mengambil bagian kami darinya, demikian pula jika apa yang kami sembah lebih baik dari apa yang engkau sembah, maka berarti engkau telah mendapatkan bagianmu darinya”.
Namun beliau Shallallâhu 'alaihi wasallam menjawabnya seperti jawaban sebelumnya. Mereka juga meminta beliau agar memohon kepada Rabbnya untuk mengutus seorang raja yang mereka percayai dan menyediakan taman-taman, harta terpendam serta istana yang terbuat dari emas dan perak untuknya namun beliau tetap menjawab seperti jawaban sebelumnya. Bahkan mereka meminta beliau agar Rabb mendatangkan azab, yaitu menjatuhkan langit atas mereka menjadi berkeping-keping. Beliau menjawab: “hal itu semua merupakan kehendak Allah; jika Dia berkehendak maka Dia akan menjatuhkannya”. Menanggapi jawaban itu mereka malah menantang dan mengancam beliau. Akhirnya beliau pulang dengan hati yang teriris sedih. Tatkala Rasulullah berlalu, Abu Jahal dengan sombongnya berkata kepada kaum Quraisy: “wahai kaum Quraisy! Sesungguhnya Muhammad sebagaimana yang telah kalian saksikan,
bersifat duniawi hanyalah "dua zat yang berwarna hitam, kurma dan air" sebagaimana ungkapan penyair. Pertanyaannya apakah aktifitas seberat ini tidak mempengaruhi kesehatan Rasulullah? Sungguh menarik hasil-hasil mu'tamar yang pernah diadakan di Universitas Johns Hobkens, Amerika Serikat tentang penyakit-penyakit singkat. Didapatkan bahwa tubuh manusia menghitung segala sesuatu ibarat 'argo'forty; setiap cedera atau penyakit yang menimpa tubuh walaupun sudah pulih kembali akan tetap meninggalkan bekas dalam tubuh baik dirasakan atau tidak. Setiap penyakit atau cedera tersebut telah mematikan salah satu daya tahan tubuh atau sistim pertahanannya. Untuk itu mereka mengusulkan agar setiap manusia tidak boleh tidak harus istirahat complete selama sebulan setiap tahun untuk memberikan kesempatan kepada tubuh melakukan rekonstruksi sistim pertahanannya. Sudah barang tentu perjalan Rasulullah ke Thaif telah mempengaruhi kondisi kesehatannya dan tentu beliau tidak memperoleh kesempatan istirahat dalam rangka rekonstruksi sistim pertahanan tubuhnya, yang terjadi justru sebaliknya. Setelah kembali dari Thaif kesulitan yang dihadapi bertambah banyak yang memerlukan akifitas dan pemikiran lebih intensif sampai tiba masanya beliau berhijrah ke Madinah. Setelah hijrah periode perjuangannya memasuki period baru sehingga tanggung jawab dan akitifitas semakin membengkak yang pada gilirannya semakin menekan energi beliau. Pada saat yang sama beliau tidak mendapatkan kesempatan untuk istirahat. Secara kedokteran diketahui bahwa banyak komponen-komponen yang terdapat dalam telinga, mata, otak, urat saraf, hati dan jantung yang tak dapat direkonstruksi jika sel-selnya musnah. Kami mengetengahkan hal ini karena banyak orang yang membaca Sirah, sejarah perjuangan Rasulullah seperti kepergian beliau ke Thaif lalu tidak menyadari bahwa kondisi kesehatan beliau akan terpengaruh oleh aktifitas seberat itu sedangkan Muhammad SAW tidak diciptakan dari besi.
menutup pintu orang-orang sementara yang lain dibuka? yang dijawab oleh Rasulullah dengan sabdanya: "wahai 'Abbas: urusan menutup dan membuka (pintu) bukan atas kehendakku" (AlNuweiri, vol. 18/365). Menurut penafsiran ahl al-sunnah hal itu adalah kehendak Allah, tetapi menurut penafsiran kami berdasarkan logika sejarah justru yang tepat adalah tindakan jama'ah yang memandang perlu melakukan antisipasi terhadap setiap perkembangan yang mungkin terjadi dan mengarahkannya kepada kepentingan dan kemaslahatan serta keselamatan umat Islam. Dengan demikian aman untuk mengatakan suatu tapal batas telah mengitari Rasulullah sedang beliau berbaring di tempat tidurnya. Hal ini terasa sekali bagi Umm al-Fadhl binti al-Harits ibn Hazan, saudari Maemunah, umm al-mu'minin dan isteri Al-Abbas yang mengatakan: aku duduk dalam keadaan menangis di samping Rasulullah ketika beliau sedang sakit keras, maka beliau bertanya: apakah yang membuat kamu menangis? jawabku: aku sangat prihatin dan tidak tahu bagaimana nasib kami setelah baginda tiada. Beliau bersabda:"kalian akan menjadi golongan almustadl'afin, tertindas" (Al-Baladzari , vol. 1/551). Demikianlah yang dapat kita pahami mengapa 'Ali tidak muncul kecuali setelah Rasulullah wafat dan hadir untuk mengurus jenazah dalam mempersiapkan pemakaman. Sebaliknya, pada saat pemakaman -dan cukup aneh- bahwa tidak ada sumber yang menyebutkan kehadiran Umar, Abu Bakr, dan Abu 'Ubaidah. Kiranya mereka sedang dalam kesibukan lain menyangkut masa depan umat dalam upaya menguasai keadaan. Mereka mempercayakan kepada 'Ali dan ahl al-bait mengurus jenazah. Kita masih sedang mengikuti perkembangan kondisi kesehatan Rasulullah yang agak segar kembali setelah disiram air yang diambil dari sumur-sumur yang jauh agar lebih sejuk dalam perjalanan karena kala itu sedang musim panas yaitu pada bulan Juni dimana seperti yang kita ketahui air di wilayah Hijaz akan menghangat bahkan panas dalam bulan tersebut.
Memang, perjalanan dakwah mengalami hambatan tetapi Rasulullah telah memperjuangkannya dengan percaya diri dan tanpa pamrih serta tidak segan menghadapi berbagai macam tantangan. Kader-kader yang telah direkrut oleh beliau dengan sebaik-baiknya selalu dengan setia berjuang bersamanya. Adapun mereka yang hijrah ke Habsyah dapat dibagi kedalam tiga golongan : Pertama, kelompok pemuda Qureisy. Mereka adalah putra-putri keluarga aristokrat Qureisy yang memiliki kecerdasan tinggi, berbakat dan teguh dalam pendirian. Mereka bergabung kedalam dakwah atas keyakinan mendalam yang tak akan pernah tergoyahkan lagi. Termasuk dalam kelompok ini Abu Bakar, Ali ibn Abi Thalib, Hamzah, Abu Salamah, Usman, Umar, Claimed dan Ubeidah. Mereka inilah yang akan tercatat sebagai pahlawan-pahlawan terkemuka dan simbol perjuangan yang gigih dalam sejarah umat manusia. Kedua, kelompok pemuda dari kalangan rakyat biasa. Mereka masuk Islam dengan semangat tinggi penuh cita-cita akan dapat mengembangkan bakat dan memperoleh kesempatan berperan aktif dalam kehidupan sosial. Adalah tradisi jahiliyah bahwa putra kedua dan seterusnya tidak mempunyai fungsi dalam keluarga ketimbang anak sulung, sehingga mereka praktis menganggur dan menghabiskan waktu luang dengan memburu atau bersendagurau. Kejelian Muhammad dalam mengarahkan dakwah kepada mereka melambangkan keahlian seorang pemimpin. Termasuk dalam kelompok ini Mush'ab ibn Numeir dan Usman ibn Madz'un. Ketiga, kelompok kaum lemah (al-mustadz'afien) yang tidak mempunyai status sosial yang berarti dalam tatanan masyarakat jahiliyah. Mereka adalah korban eksploitasi dan perlakuan sewenang-wenang oleh elit penguasa Qureisy.
• Raja atau sultan dibantu oleh para • Penasihat British dilantik pembesar untuk mentadbir bagi setiap negeri untuk kerajaan. mengurus pentadbiran negeri.